Pemerintah Kabupaten Bogor membentuk Tim Percepatan Penanggulangan Tuberkulosis (TBC) untuk lintas sektor. Di mana daerah tersebut merupakan penyumbang terbanyak jumlah pasien TB di Indonesia.Yayasan Akses Sehat indonesia turut serta dalam pembentukan tim ini.
Program yang merupakan arahan dari Kementerian Kesehatan ini dimaksudkan sebagai upaya percepatan penanggulangan kasus TBC di Indonesia. Seperti yang kita ketahui, Indonesia menduduki peringkat kedua dengan penyumbang jumlah pasien TB terbanyak di dunia setelah India.
Ini bukanlah sebuah prestasi, melainkan sebuah ‘pekerjaan rumah’ bagi pemerintah Indonesia. Berbagai upaya dilakukan demi penanggulangan endemi tersebut. Salah satunya dengan pembentukan Tim Percepatan penanggulangan TBC lintas sektor langsung di bawah Bupati.
Tim ini terdiri dari unsur pemerintah daerah, SKPD terkait, organisasi profesi Kesehatan dan unsur masyarakat. Hal ini disampaikan Drg. Mike Kaltarina Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor yang juga Ketua Tim Percepatan dalam Pertemuan Koordinasi Lintas Sektor pada Rabu (18/5) di Hotel Lorin Sentul, Bogor. Sinergi lintas sektor tersebut diharapkan dapat menyelesaikan masalah TBC secara efektif dan komperehensif.
Pada Rabu (18/5) Pemerintah Kabupaten Bogor mengundang berbagai sektor yang berhubungan langsung dengan pemberantasan TBC untuk meresmikan pembentukan Tim Percepatan Penanggulangan TBC tersebut.
“Tim ini nantinya akan didanai langsung dari APBD. Sehingga diharapkan ke depannya peran dari pemerintah daerah menjadi lebih maksimal dalam upaya percepatan penanggulangan TBC ini,” tuturnya.
Dalam pertemuan tersebut, Yayasan Akses Sehat Indonesia dan Yayasan Terjang Jawa Barat (organisasi mantan pasien TBC) juga turut hadir sebagai perwakilan unsur masyarakat. Yayasan Akses Sehat Indonesia diminta masuk dalam Tim Monitoring dan Evaluasi bersama tim teknis Dinas Kesehatan.
Profil Yayasan Akses Sehat Indonesia
Yayasan Akses Sehat Indonesia saat ini bekerja berjaringan dengan sekitar 200 kader Kesehatan untuk melakukan investigasi kontak pasien TBC dan melakukan pendampingan minum obat sampai sembuh. Kader Kesehatan kami juga melakukan penyuluhan di komunitas-komunitas dan membantu mengambil sampel dahak terduga pasien. Demikian disampaikan Alwin Khafidhoh Direktur Eksekutif Yayasan Akses Sehat Indonesia dalam pertemuan tersebut.
“Semoga dengan adanya tim ini bisa menjawab persoalan-persoalan yang dihadapi pasien TBC dan kader-kader saat melakukan tugas di lapangan,” ujarnya.
Menurut dokter Adang Mulyana, Kabid P2P Dinas Kesehatan Bogor masih banyak kasus TBC di Bogor yang belum ternotifikasi atau belum ditemukan. Dengan adanya program sinergi multi sektor ini diharapkan dapat lebih optimal dalam melakukan percepatan pemberantasan TB di Kabupaten Bogor.
Adapun berbagai sektor yang diundang dalam pembentukan Tim Percepatan Penanggulangan Penyakit TBC tersebut selain Akses Sehat Indonesia adalah Bappeda, Dinas Pendidikan, Dinas tenaga Kerja, Dinas Sosial dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa. Selain itu juga hadir perwakilan RSUD dan Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (PERSI) dan Asklin (Asosiasi Klinik). Hadir juga berbagai organisasi profesi yang tergabung dalam Koalisi Organisasi Profesi Indonesia untuk Penangulangan Tuberkulosis (KOPI TB) yang beranggotakan IDI (Ikatan Dokter Indonesia), PDPI (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia), Papdi (Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia), IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), PDS Patklin (Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik), PPNI (Persatuan Perawatan Nasional Indonesia), IAI (Ikatan Apoteker Indonesia), dan IBI (Ikatan Bidan Indonesia).