AKSES SEHAT INDONESIA: JAM BIOLOGIS VS UTANG TIDUR
Dalam pengaturan tidur, jam biologis berdetak dan memberikan sinyal-sinyal yang memberikan sensasi segar dan penuh vitalitas. Biasanya rangsangan sadar ini mencapai puncak pada pukul 09.00 dan pada pukul 21.00. namun, tentu saja faktor-faktor lain seperti lingkungan, perilaku, sosial, obat-obatan, dan juga usia akan memengaruhi seluruh proses ini. Satu orang dengan yang lain tentu saja akan berbeda.
Proses tidur juga dipengaruhi oleh mekanisme utang tidur. Setiap jam kita terjaga adalah utang tidur yang akan memberikan rasa kantuk. Rasa kantuk ini akan bekerja berlawanan dengan jam biologis yang mendorong kita untuk terjaga. Rangsang sadar dan rangsang untuk, saling bersaing untuk memengaruhi kita sepanjang hari, seperti saat bangun pagi.
Rangsang sadar dari jam biologis belum aktif, tetapi dengan tidur yang cukup, utang tidur menjadi nol. Akibatnya kita terjaga penuh. Semakin siang, utang tidur semakin bertambah, di lain pihak rangsang sadar mencapai titik terendah. Sekitar pukul 13.00, kantuk mulai menyerang dan rangsang sadar mulai kehilangan pengaruhnya. Semakin sore, rangsang sadar mulai merangkak naik kembali, cukup untuk melawan utang tidur yang terus bertambah. Sampai akhirnya di malam hari, kira-kira pukul 21.00, rangsang sadar mencapai titik puncak, tetapi utang tidur pun sudah cukup banyak sehingga mengalahkan rangsang sadar dan akhirnya kantuk pun mengunjungi kita.
Normalnya, seseorang tidur selama 8 jam setiap harinya. Jika kurang maka utang tidur akan semakin bertambah. Misalnya, seseorang tidur 5 jam malam sebelumnya maka ia kekurangan tidur 3 jam yang menjadi beban utang tidur. Malam berikutnya ia tidur selama 8 jam. Ini tidak cukup, sehingga di hari berikutnya beban 3 jam malam sebelumnya masih akan membebani dan rasa kantuk pun tetap menyerang. Berbeda jika ia tidur selama 11 jam untuk melunasi utang tidur, hari berikutnya tentu saja kesegaran akan menyertai.
Utang tidur yang menumpuk dapat berakibat pada berkurangnya kemampuan mental, konsentrasi, daya ingat, produktivitas, dan refleks sewaktu berkendara. Para spesialis menyatakan bahwa tidur selain istirahat fisik juga merupakan istirahat mental dan emosional. Mimpi bahkan diyakini sebagai waktu ketika daya ingat seseorang dipelihara. Pada sebuah penelitian telah dibuktikan bahwa orang-orang yang kekurangan tidur akan mengalami penurunan tingkat konsentrasi maupun daya ingat, yang berakibat pada penurunan produktivitas.
Nah, bagaimana dengan Anda? Ketika Anda pulang dari kerja selama seharian, Anda pasti merasa sangat lelah, bukan? Apakah rasa lelah ini diakibatkan oleh kesibukan Anda? Atau kualitas tidur Anda? Jika lelah yang Anda hadapi adalah utang tidur, ia akan terus menagih hingga utang tersebut “terbayar”. Selama utang tidur tersebut belum dilunasi dengan tidur yang cukup maka dalam benak Anda akan selalu ada keinginan untuk istirahat yang tenang dan nyaman atau sekedar meletakan kepala di atas bantal.
Jangan lupa mampir ke channel youtube Akses Sehat Indonesia: https://www.youtube.com/@AksesSehatIndonesia
Sumber: Prasaja, Andreas. (2009). Ayo Bangun Tidur dengan Bugar karena Tidur yang Benar. Jakarta: PT Mizan Publika