3 Cara Menjaga Anak dari Tindakan Bullying
Bogor/04/08/2023/ Akses Sehat Indonesia
Bullying adalah salah satu perilaku negatif yang dilakukan secara berulang-ulang oleh satu atau sekelompok orang dengan tujuan menyakiti, merendahkan, atau merugikan orang lain yang lebih lemah.
Akhir-akhir ini, kasus bullying telah menjadi topik yang sering diperbincangkan di berbagai kalangan masyarakat, terutama di media sosial, media cetak, dan media elektronik. Fenomena ini menarik perhatian karena semakin meluasnya peristiwa bullying, yang diduga disebabkan oleh menurunnya kualitas moral di kalangan generasi muda bangsa. Perilaku agresif dan merendahkan seperti ini telah menimbulkan keprihatinan yang mendalam di tengah-tengah masyarakat, karena dampaknya yang merusak mental dan emosional para korban, serta berdampak buruk pada harmoni dan keamanan sosial.
Sebenarnya, bullying merupakan isu yang tidak hanya menjadi tanggung jawab orang tua, tetapi juga harus dipahami bersama oleh seluruh komunitas. Oleh karena itu, bullying menjadi sebuah tantangan bagi masyarakat secara keseluruhan, bahkan juga merupakan tanggung jawab negara untuk mendorong langkah-langkah pencegahan. Orang tua memegang peran penting dalam upaya mencegah bullying, namun disisi lain, peran sekolah sebagai salah satu lingkungan terdekat anak juga memiliki peran yang krusial dalam mengatasi masalah ini dengan cara mengedukasi dan memberikan kesadaran terkait kasus bullying ini.
Anak-anak yang rentan menjadi sasaran bullying biasanya menunjukkan ciri-ciri ketidakpercayaan diri dan ketika dihadapkan pada gangguan, cenderung merasa tidak mampu untuk melawan. Kita dapat mengamati bahwa sasaran bullying sering kali adalah anak-anak yang tampak kurang memiliki kekuatan untuk membela diri. Oleh karena itu, salah satu langkah paling efektif dalam mencegah bullying adalah dengan membangun kepercayaan diri yang kuat pada anak-anak kita.
Jadi, perlu kita tanamkan sejak dini bahwa anak, termasuk anak kita, memiliki nilai dan kebaikan yang luar biasa, pantas untuk dicintai, dan layak mendapat kasih sayang. Dengan demikian, anak akan merasa bahwa orang tua sungguh mencintai dirinya apa adanya, menghargai setiap usahanya, dan hal ini akan membantu membangun kepercayaan diri yang positif pada anak. Sehingga ketika anak tersebut menghadapi pelaku-pelaku bullying, dia akan memiliki kesadaran tentang nilai dirinya yang luar biasa, sehingga tidak mudah terpengaruh oleh perlakuan semena-mena. Dengan begitu, anak akan mampu menyuarakan pendapatnya dengan lebih percaya diri atau setidaknya berani untuk mengungkapkan pikirannya.
Selain mengenai kepercayaan diri, kita juga perlu mengajarkan tentang boundaries atau batas-batas bagi anak. Sebagai contoh, ketika anak menyatakan ketidaknyamanannya saat diperlakukan dengan cara tertentu, kita harus menghormati perasaannya dan segera menghentikan tindakan tersebut. Meskipun terlihat sederhana, hal ini merupakan salah satu langkah awal dalam mengajarkan tentang pentingnya menghormati batas-batas pribadi.
Dengan mengajarkan anak tentang batasan, mereka akan belajar untuk memahami bahwa mereka memiliki hak dan kewenangan untuk menetapkan batas-batas yang nyaman bagi diri mereka sendiri. Pengenalan konsep batasan juga dapat membantu anak memahami bahwa setiap individu memiliki hak untuk menentukan batas yang dihormati oleh orang lain.
Ketiga, orang tua juga perlu melakukan peran sebagai pemain (Role Play) untuk membantu anak memahami tips, cara, atau langkah-langkah dalam menghadapi pelaku bullying. Contohnya, kita dapat mempraktikkan skenario seperti “jika kamu dihina, kamu bisa mengatakan bahwa kamu tidak akan terpengaruh oleh kata-kata tersebut” atau “jika kamu mengalami gangguan, kamu harus segera meminta bantuan dari orang dewasa di sekitarmu.” Kegiatan ini harus diulang beberapa kali melalui permainan peran hingga kita merasa bahwa anak telah memahami dengan baik.
Dengan melakukan peran sebagai pemain, orang tua dapat memberikan contoh langsung tentang cara-cara yang efektif dalam menangani situasi bullying. Melalui latihan peran, anak akan belajar bagaimana merespons dengan bijaksana dan percaya diri saat menghadapi intimidasi atau tekanan dari orang lain. Selain itu, dengan berlatih secara berulang, anak akan semakin terbiasa dan mampu mengaplikasikan keterampilan ini dalam situasi nyata.
Nah, itu tadi 3 Cara Menjaga Anak dari Tindakan Bullying yang bisa ayah/bunda terapkan guna menghindarkan si buah hati dari tindakan Bullying atau perlakuan negatif lainnya.
Sumber: “3 Cara Menjaga Anak dari Tindakan Bullying” Disarikan dari materi live instagram (@aksessehat.id) Akses Sehat Voice bersama Kak. Belinda Agustya, M.Psi., Psikolog pada Senin, 24 Juli 2023.